Pulau Enggano secara administrative merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Secara geografis Pulau Enggano terletak 102.15’.25” Bujur Timur dan 05.17’.31” Lintang Selatan, Panjang dan Lebar kurang lebih 40 x 17 KM. Pulau Enggano dikelilingi oleh Pulau-Pulau Kecil, seperti Pulau Dua- Pulau Merbau, Pulau Bangkai, Pulau satu .
Enggano memiliki
5 suku asli dan 1 suku pendatang, yang dipimpin masing-masing oleh kepala suku.
Suku kauno dipimpin oleh Malik Kauno, suku Kaahua dipimpin Marlinsus Edison
Kaahua, suku kaitora dipimpin oleh Rafli Zen Kaitora, suku kaarubi dipimpin
Aripin Kaarubi, suku Kaaruba dipimpin Zulkifli Kaaruba dan suku Kamay dipimpin
oleh Syamsudin. Masyarakat adat Pulau Enggano berjumlah 874 KK, 3157 jiwa yang
tersebar di desa Banjar Sari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana dan Kahyapu.
Masyarakat Adat Enggano
memiliki batasan wilayah adat jelas antara suku yang satu dengan suku yang
lainnya, kami menyebutnya Kaudar/kampong.
Diperkirakan sejak tahun 1781, Setiap suku yang ada di Pulau Enggano
melaksanakan ritual adatnya di masing-masing kaudar. Pada tahun 1889 ketika Portugis
dan Belanda mulai masuk kewilayah adat Enggano, masyarakat adat Enggano yang
mendiami wilayah perbukitan mulai turun
kedaerah pesisir pantai Pulau Enggano.
Masyarakat adat Enggano
sampai sekarang masih berpegang teguh dengan ketentuan hukum adat yang menjadi pegangan dalam menjalankan kehidupan, baik
antar sesama ataupun hubungan antara masyarakat dengan lingkungannya. Ada
beberapa ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat adat Enggano, diantaranya:
1.
Ritual adat kelahiran anak
2.
Meminang/ lamaran sampai pesta perkawinan
3.
Pembukaan hutan
4.
Masa berkabung (kematian pantang)
5.
Ritual adat tahunan
6.
Upacara pengukuhan kepala suku dan pimpinan wilayah (Ekapu Doop)
Untuk mengetahui
wilayah adat yang lebih subur, dilakukan acara ritual tarik tambang (rotan),
yang dipimpin oleh kepala suku dan ditarik oleh 25 orang disebelah barat dan Timur, apabila rotan
tersebut putus maka akan dilihat dan diukur bagian mana (Barat-Timur) yang lebih
panjang, dari sanalah kemakmuran tahun depan akan datang.
Selain melakukan
ritual adat tahunan, masyarakat adat Enggano juga melakukan upacara adat
pengukuhan Ekapu Dop (pimpinan Wilayah) yang dipercayakan kepada Camat Enggano,
pengukuhan Ekapu Dop di maksudkan untuk memberikan mandat kepada camat sebagai
kepala administrative pemerintah di Pulau Enggano untuk ikut serta dalam membangun
masyarakat adat Enggano yang berdaulat, mandiri dan bermartabat.***//
No comments :
Post a Comment