-->

Thursday, September 26, 2013

Ritual Adat Tahunan Masyarakat Adat Pulau Enggano


Pulau Enggano secara administrative merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Secara geografis Pulau Enggano terletak 102.15’.25” Bujur Timur dan 05.17’.31” Lintang Selatan, Panjang dan Lebar kurang lebih 40 x 17 KM.  Pulau Enggano dikelilingi oleh Pulau-Pulau Kecil, seperti Pulau Dua- Pulau Merbau, Pulau Bangkai, Pulau satu .

Enggano memiliki 5 suku asli dan 1 suku pendatang, yang dipimpin masing-masing oleh kepala suku. Suku kauno dipimpin oleh Malik Kauno, suku Kaahua dipimpin Marlinsus Edison Kaahua, suku kaitora dipimpin oleh Rafli Zen Kaitora, suku kaarubi dipimpin Aripin Kaarubi, suku Kaaruba dipimpin Zulkifli Kaaruba dan suku Kamay dipimpin oleh Syamsudin. Masyarakat adat Pulau Enggano berjumlah 874 KK, 3157 jiwa yang tersebar di desa Banjar Sari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana dan Kahyapu.

Masyarakat Adat Enggano memiliki batasan wilayah adat jelas antara suku yang satu dengan suku yang lainnya, kami menyebutnya Kaudar/kampong.  Diperkirakan sejak tahun 1781, Setiap suku yang ada di Pulau Enggano melaksanakan ritual adatnya di masing-masing kaudar. Pada tahun 1889 ketika Portugis dan Belanda mulai masuk kewilayah adat Enggano, masyarakat adat Enggano yang mendiami wilayah perbukitan  mulai turun kedaerah pesisir pantai Pulau Enggano.

Masyarakat adat Enggano sampai sekarang masih berpegang teguh dengan ketentuan hukum adat yang menjadi pegangan dalam menjalankan kehidupan, baik antar sesama ataupun hubungan antara masyarakat dengan lingkungannya. Ada beberapa ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat adat Enggano, diantaranya:
1.      Ritual adat kelahiran anak
2.      Meminang/ lamaran sampai pesta perkawinan
3.      Pembukaan hutan
4.      Masa berkabung (kematian pantang)
5.      Ritual adat tahunan
6.      Upacara pengukuhan kepala suku dan pimpinan wilayah (Ekapu Doop)

15 Agustus 2013 yang lalu, masyarakat adat Enggano melaksanakan ritual adat untuk mengetahui kemakmuran setiap tanaman perkebunan. Upacara adat masyarakat adat Enggano ini dihadiri oleh Camat Enggano, unsur perwakilan Tentara dan dari kepolisian. Ritual adat yang dilaksanakan setiap bulan Agustus diatas tanggal 13 – 15 Agustus, dikarenakan pada bulan inilah masyarakat adat mulai merekah berkebun dan menanam pada bulan terang. Leluhur masyarakat adat Enggano melaksanakan ritual adat dan berpesta disaat bulan terang,  ritual yang ditujukan untuk mengetahui wilayah adat mana yang akan lebih subur/ makmur dengan hasil panen tanaman dan dijauhi oleh hama-hama perusak tanaman.

Untuk mengetahui wilayah adat yang lebih subur, dilakukan acara ritual tarik tambang (rotan), yang dipimpin oleh kepala suku dan ditarik oleh 25 orang  disebelah barat dan Timur, apabila rotan tersebut putus maka akan dilihat dan diukur bagian mana (Barat-Timur) yang lebih panjang, dari sanalah kemakmuran tahun depan akan datang.

Selain melakukan ritual adat tahunan, masyarakat adat Enggano juga melakukan upacara adat pengukuhan Ekapu Dop (pimpinan Wilayah) yang dipercayakan kepada Camat Enggano, pengukuhan Ekapu Dop di maksudkan untuk memberikan mandat kepada camat sebagai kepala administrative pemerintah di Pulau Enggano untuk ikut serta dalam membangun masyarakat adat Enggano yang berdaulat, mandiri dan bermartabat.***//

No comments :

Post a Comment